Ternate – Festival Nyao Fufu 2025 resmi dibuka meriah di kampung nelayan Jolemajiko Dufa-Dufa, Kota Ternate, pada Senin (6/10). Acara ini, yang menjadi bagian dari perayaan HUT ke-26 Provinsi Maluku Utara (Malut), tak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga mencetak sejarah dengan memecahkan Rekor Dunia MURI melalui pengasapan ikan fufu terbanyak.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Maluku Utara, H. Sarbin Sehe, menyampaikan apresiasi atas penetapan rekor 6,62 ton ikan cakalang fufu tersebut. Ia juga berterima kasih kepada panitia yang secara simbolis telah mengukuhkan Ibu Gubernur, Sherly Tjoanda, sebagai Ibu Nelayan Maluku Utara.
Wagub Sarbin Sehe menegaskan bahwa Festival Nyao Fufu lebih dari sekadar acara seremonial. Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata komitmen Pemprov dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan di Maluku Utara.
“Apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk kerja nyata untuk membuka akses masyarakat, khususnya nelayan, agar terus memanfaatkan potensi laut sebagai sumber pendapatan berkelanjutan,” ungkapnya.
Mengadopsi visi Asta Cita Presiden RI, Pemprov Malut di bawah kepemimpinan Gubernur Sherly dan dirinya akan terus memprioritaskan kesejahteraan rakyat dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam dan manusia demi mewujudkan pembangunan yang merata.
Wagub juga mengajak seluruh Bupati dan Wali Kota untuk berkolaborasi dan menyelaraskan program kerja dengan provinsi guna memastikan upaya pembangunan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Di bidang pariwisata, Wagub menilai olahan hasil laut seperti ikan fufu memiliki potensi ekonomi yang sangat menjanjikan dan berpeluang menjadi oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.
“Festival Nyao Fufu harus mampu mengangkat kembali nama besar nelayan Dufa-Dufa dan menjadikannya ikon wisata kuliner bahari Maluku Utara,” tambahnya.
Dukungan terhadap festival ini juga datang dari pemerintah pusat. Asisten Deputi Pengembangan Produk Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Itok Parekesit, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh agar kegiatan ini dapat masuk ke dalam Kalender Event Nasional (KEN) Kemenparekraf.
“Festival ini adalah bentuk inovasi luar biasa yang memadukan kekayaan budaya, tradisi, dan potensi pariwisata daerah. Harapannya, event ini dapat digelar rutin setiap tahun dan menjadi salah satu daya tarik wisata nasional,” jelas Itok.
Direktur Operasional MURI RI, Yusuf Ngadri, secara resmi membacakan keputusan penetapan rekor tersebut. Selain menetapkan pengasapan ikan cakalang sebanyak 6,62 ton sebagai Rekor Dunia MURI, MURI juga memberikan penghargaan khusus kepada Pemprov Maluku Utara atas dukungan mereka terhadap kegiatan ini. Festival Nyao Fufu diharapkan menjadi pemicu perputaran ekonomi lokal melalui peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.*